Ada tiga sasaran dalam revolusi mental Jokowi yang akan diterapkan ke semua birokrasi dalam pemerintahannya.
"Yang pertama, merubah mindset cara berpikir dan cara
pandang sebagaimana yang tadi sudah disampaikan presiden. Era birokrasi
priyai sudah selesai, kita masuk ke dalam era birokrat yang melayani
rakyat," ungkap Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Yuddy Chrisnandi di Silang Monas, Jakarta.
Salah satu cara mengimpelementasinya adalah dalam public service pelayanan publik. Bahwa aparatur sipil negara sebagai representasi dari pemerintahan, hadir setiap rakyat membutuhkan mereka.
"Sasaran kedua adalah strukur. Struktur organisasi dalam amanat bapak
Presiden harus ramping, efisien, tidak boleh gemuk, dan tidak boleh ada
organisasi-organisasi dalam pemerintahan yang menduplikasi fungsi,"
ungkapnya.
Dia melanjutkan, kalau ada duplikasi fungsi, maka harus segera
digabungkan. Karena tidak mungkin merampingkan struktur sekaligus
menghilangkannya, tetapi dengan perampingan struktur tata kelola akan
lebih sehat.
"Sasaran ketiga adalah kultur dan budaya. Budaya kerja yang lebih
disiplin, bertanggung jawab, mengedepankan kebersamaan dan gotong
royong," jelasnya.
Politisi Partai Hanura ini menegaskan, dirinya tidak akan segan-segan
menjatuhkan sanksi kepada aparatur negara yang tidak disiplin dan tidak
mau mengikuti peraturan yang telah diterapkan.
"Konsekuensi dari penerapan aturan pasti ada sanksi, kalau dia tidak
mengikuti kaidah yang berlaku akan dimutasi, didemosi, tidak diberikan
tunjangan kinerjanya, diberhentikan gaji ke-13, bahkan bisa diturunkan
pangkatnya sampai tiga tahun," tegasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar