Jumat, 16 Januari 2015

SUKARNO,SOEHARTO LENGSER




Kekhawatiran Barat terutama Amerika Serikat pasca tewasnya Presiden J.F. Kennedy, sahabat dekat yang mendukung pemikiran Soekarno semakin muncul apabila Soekarno masih menjadi orang yang sangat berpengaruh bagi rakyat Indonesia dalam mencegah masuknya kapitalis di Indonesia. Oleh sebab itu, mereka berusaha mencari cara untuk menyingkirkan Soekarno dan antek-anteknya dengan cara menggulingkan mereka dari pemerintahan, membinasakan peran beliau di mata masyarakat, dan mengisi pemerintahan RI baru dengan sosok yang pro terhadap Barat dan berpaham kapitalis. Baru setelah itu, mereka mengobarkan paham ‘Globalisasi‘ kepada masyarakat Indonesia dengan iming-iming kemajuan,yang padahal hanya sebagai alat kaum kapitalis untuk memperkuat dan memperlebar jaringannya di dunia.Jika dihubungkan dengan peran Amerika Serikat dalam peristiwa G 30 S, kita dapat menarik suatu benang merah bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya insiden kontroversial tersebut ialah keganasan Amerika dan Sekutunya melalui CIA untuk menggulingkan Soekarno dari kekuasaanya. Peristiwa G 30 S hanyalah sebuah praktik dari rekayasa barat terhadap Indonesia agar Indonesia terlepas dari berdikari dan hubungan dekatnya dengan komunis Uni Soviet yang akhirnya menyebabkan pemerintahan Soekarno jatuh dan digantikan dengan pemerintahan dengan sebuah sistem ekonomi baru yang dipimpin Presiden Soehato, bernama kapitalis.

Era Orde Baru Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Soeharto sangat membuka jalan bagi Globalisasi/Kapitalisme untuk masuk di Indonesia. Banyak Revolusi yang terjadi kepada rakyat. Bagi ia yang ber-uang dan berilmu dapat dengan mudah memperoleh status “Konglomerat”, dan bagi dia yang bodoh dan miskin mendapat status “Kaum Papa”. Di era Soeharto, Indonesia terus menerus meminjam dana kepada barat yang terus menambah hutang luar negeri Indonesia. Dimana hutang ini akan jatuh tempo pada tahun 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar