Kekhawatiran
Barat terutama Amerika Serikat pasca tewasnya Presiden J.F. Kennedy, sahabat
dekat yang mendukung pemikiran Soekarno semakin muncul apabila Soekarno masih
menjadi orang yang sangat berpengaruh bagi rakyat Indonesia dalam mencegah
masuknya kapitalis di Indonesia. Oleh sebab itu, mereka berusaha mencari cara
untuk menyingkirkan Soekarno dan antek-anteknya dengan cara menggulingkan
mereka dari pemerintahan, membinasakan peran beliau di mata masyarakat, dan
mengisi pemerintahan RI baru dengan sosok yang pro terhadap Barat dan berpaham
kapitalis. Baru setelah itu, mereka mengobarkan paham ‘Globalisasi‘ kepada
masyarakat Indonesia dengan iming-iming kemajuan,yang padahal hanya sebagai
alat kaum kapitalis untuk memperkuat dan memperlebar jaringannya di dunia.Jika
dihubungkan dengan peran Amerika Serikat dalam peristiwa G 30 S, kita dapat
menarik suatu benang merah bahwa salah satu faktor pendorong terjadinya insiden
kontroversial tersebut ialah keganasan Amerika dan Sekutunya melalui CIA untuk
menggulingkan Soekarno dari kekuasaanya. Peristiwa G 30 S hanyalah sebuah
praktik dari rekayasa barat terhadap Indonesia agar Indonesia terlepas dari
berdikari dan hubungan dekatnya dengan komunis Uni Soviet yang akhirnya
menyebabkan pemerintahan Soekarno jatuh dan digantikan dengan pemerintahan
dengan sebuah sistem ekonomi baru yang dipimpin Presiden Soehato, bernama
kapitalis.
Era
Orde Baru Indonesia di bawah pemerintahan Presiden Soeharto sangat membuka jalan
bagi Globalisasi/Kapitalisme untuk masuk di Indonesia. Banyak Revolusi yang
terjadi kepada rakyat. Bagi ia yang ber-uang dan berilmu dapat dengan mudah
memperoleh status “Konglomerat”, dan bagi dia yang bodoh dan miskin mendapat
status “Kaum Papa”. Di era Soeharto, Indonesia terus menerus meminjam dana
kepada barat yang terus menambah hutang luar negeri Indonesia. Dimana hutang
ini akan jatuh tempo pada tahun 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar