Suatu keputusan tidak dapat terlepas dalam kehidupan kita sehari –
hari, karena kita selalu dihadapkan pada hal tersebut. Keputusan itu
bersifat dari yang sederhana sampai pada keputusan yang amat rumit dan
sulit. Contoh yang sederhana, pada saat kita baru bangun tidurpun kita
sudah dihadapkan pada situasi yang diharuskan kita untuk mengambil
keputusan, apakah kita akan segera mandi atau duduk duduk dahulu dan
membaca koran pagi.
Seorang pemimpin organisasi harus mampu mengambil keputusan, walaupun
banyak factor lain yang sangat besar pengaruhnya terhadap keputusanya,
karena seseorang pada saat tertentu sudah mengambil keputusan, tetapi
hal ini bisa berbeda keputusan disaat yang lain. Karena sebagian fungsi
terpenting dari seorang pemimpin adalah sebagai pengambil keputusan,
sehingga keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin sangat berkenan
dan menentukan terhadap tindakan apa yang perlu dilaksanakan, siapa
yang melakukan serta kapan, dimana, dan terkadang bagaimana tindakan
itu dilaksanakan. Misalnya seorang presiden perlu melakukan keputusan
siapa yang menjadi anggota kabinetnya ; seorang manager harus membuat
keputusan tentang perlu tidaknya mengangkat pegawai tambahan, pembelian
mesin baru, atau memberhentikan karyawanya. Karena suatu keputusan itu
sangat penting maka kemampuan untuk membuat keputusan yang sangat tepat
dan berkwalitas menjadi suatu hal yang mutlak harus dimiliki seorang
pemimpin.
Kebanyakan pengambilan keputusan oleh seseorang berhubungan erat dengan
pemecahan masalah – masalah yang dihadapinya, seperti masalah pribadi,
pekerjaan maupun sosial. Beberapa pokok pemikiran penting tentang
pengambilan keputusan, yaitu :
1. Pemecahan masalah oleh individu berkenaan dengan penggunaan strategi
pencarian alternatip yang relevan. Individu biasanya berusaha
meminimalkan hambatan melalui pemilihan strategi didalam memecahkan
masalah
2. Perilaku pemecahan masalah bersifat adaptif. Individu mengawalinya
dengan pemecahan yang tentatif, mencari informasi , memodifikasi solusi
awal,dan melanjutkanya sampai terjadi keseimbangan antara harapan dan
realisasi hasil.
3. Betapapun terbatasnya situasi pemecahan masalah, factor kepribadian
dan keinginan individu akan memasuki pilihan strategi, penggunaan
informasi dan keputusan akhir.
Pada umumnya para individu cenderung menggunakan strategi yang
sederhana, walau dalam masalah serumit apapun guna mendapatkan
penyelesaian yang diinginkan, karena penyelesaian itu dibatasi oleh
informasi yang kurang sempurna, factor waktu dan biaya, keterbatasan
pikiran dan tekanan psikologis yang dialami oleh pelaku pengambil
keputusan.
KONDISI YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
Selain ketersediaan informasi yang sangat erat dengan hasil keputusan,
juga hal – hal lain yang mempengaruhi kondisi tersebut dan perlu
diperhatikan, Yaitu :
1. Kondisi kepastian: Kondisi kepastian merupakan
kondisi dimana pengambil keputusan mempunyai informasi yang lengkap
mengenai masalah yang dihadapi, alternatip pemecahan masalah dan hasil
yang mungkin diperoleh, sehingga pengambil keputusan dalam kondisi yang
pasti, jika dirinya dapat mengontrol dan mengantisipasi sepenuhnya
terhadap kejadian yang akan timbul.
2. Risiko : Risiko merupakan kondisi yang dapat
diindentifikasi, didefinisikan, diprediksi kemungkinan terjadinya dan
kemungkinan hasil dari setiap alternatif yang diambil, biasanya kondisi
yang demikian itu timbul jika pengambil keputusan dalam keadaan
keterbatasan informasi yang berkaitan dengan keputusan yang akan
ditetapkanya, sebaliknya , suatu risiko tidak akan terjadi jika
pengambil keputusan dapat merumuskan suatu kemungkinan secara obyektif.
3. Kondisi ketidak pastian: Merupakan kondisi dimana
pengambil keputusan tidak memiliki informasi yang diperlukan dalam
pengambil keputusan. Dalam hal yang demikian , pengambil keputusan juga
tak mampu untuk menetapkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebagai hasil dari pemilihan alternatif yang diambilnya. Karena
keputusan yang diambil bersifat spekulatif, dan sering kali mengandalkan
intuisi yang semata sebagai pedomanya.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Kata proses pada dasarnya berkaitan dengan urutan langkah yang mengarah
pada hasil tertentu, sehingga didalam proses pengambilan keputusan
tidak akan terlepas dari :
1. intelligence ( penyelidikan ) :yaitu pencarian kondisi yang memerlukan keputusan
2. design ( rancangan ) :Yaitu dengan pengembangan dan analisis terhadap berbagai kemungkinan tindakan, dan,
3. choice ( pemilihan ) :yang berkenaan dengan pemilihan tindakan yang sesungguhnya.
GAYA PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Perilaku seseorang akan mendekati dalam melaksanakan pengambilan
keputusan. Gaya kepemimpinan dan gaya hidup adalah dua diantara contoh
gaya yang mempengaruhi didalam mengambil keputusan. Seperti halnya gaya (
perilaku ) kepemimpinan yang ditampilkan oleh seseorang didalam
melakukan pengambilan keputusanpun bermacam – macam. Menurut Carl Jung (
1923 ) seorang psikolog telah mengindentifikasikan empat fungsi dalam
kaitanya dengan pengambilan keputusan, Yaitu :
1. sensing ( pengideraan ): berkaitan dengan tendensi
untuk mencari fakta, bersifat realistis, dan melihat sesuatu dalam
perspektif yang obyektif. Karenanya fungsi ini menempatkan nilai yang
tinggi pada fakta yang dapat divertivikasi oleh penggunaan pancaindera ,
menyukai rutinitas dan presisi.
2. intuiting ( intuisi ) :Yaitu berkaitan dengan
tendensi untuk mencoba menyingkap kemungkinan – kemungkinan baru guna
mengubah cara menangani sesuatu. Menyukai situasi yang baru dan unik ,
tidak menyukai hal – hal yang bersifat rutin, detail dan presisi.
3. thinking ( pemikiran): adalah tendensi untuk
mencari hubungan sebab akibat yang sistematik untuk dianalisis secara
utuh, dan membedakan dengan tegas antara yang benar dan yang salah, dan
pemikiranya bertumpu pada proses kognitif.
4. feeling ( perasaan ): yaitu tendensi untuk
mempertimbangkan bagaimana perasaan diri sendiri dan orang lain sebagai
akibat dari keputusan – keputusan yang dibuat, dalam hal ini ada
perbedaan – perbedaan antara yang baik dan buruk, bernilai dan tak
bernilai.dan ia menggantungkan diri pada proses afektif
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA KELOMPOK
Proses pengambilan keputusan kelompok adalah salah satu corak proses
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ciri dari prosesnya ditandai
dengan keterlibatan dan partisipasi orang banyak. Sering kali keputusan
semacam ini dianggap ideal dan dipergunakan secara luas dalam organisasi
. Namun, apakah hal ini berarti bahwa keputusan kelompok selalu lebih
disukai dari pada keputusan oleh individu sendiri ? pertanyaan ini
tergantung dari berbagai faktor, yaitu keunggulan dan kekurangan dari
keputusan kelompok tersebut, yakni :
Keunggulan keputusan kelompok
Keputusan individual dan kelompok ini masing – masing memiliki kekuatan
sendiri – sendiri, karenanya masing – masing juga tidak selalu ideal
untuk semua situasi. Namun beberapa keunggulan keputusan kelompok
dibandingkan dengan keputusan individual adalah sebagai berikut :
1. Informasi dan pengetahuan lebih lengkap. Dalam
menghimpun sumber daya dari sejumlah individu , berarti lebih banyak
masukan yang dipakai dalam proses pembuatan keputusan.
2. Keragaman pandangan lebih banyak. Selain masukan
yang banyak, kelompok dapat membawa serta heterogenitas mereka kedalam
proses keputusan. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak pendekatan
dan alternatip yang akan menjadi pertimbangan.
3. Penerimaan keputusan lebih besar. Banyak solusi
yang ternyata gagal setelah keputusan diambil, karena orang – orang
tidak dapat menerima hasil keputusan tersebut. Akan tetapi , bila orang
yang akan dikenai oleh keputusan itu dan orang tersebut dapat ambil
bagian dalam proses pembuatanya, maka mereka lebih cenderung untuk
menerimanya, dan bahkan akan mendorong orang lain untuk menerimanya.
4. Legitimasi keputusan lebih kuat. Masyarakat kita
menghargai metode – metode yang demokratis. Proses pengambilan keputusan
kelompok yang konsisten dengan sikap demokratis dipandang lebih
memiliki keabsahan dari pada keputusan yang dibuat oleh seorang
individu.
Kekurangan keputusan kelompok
Disamping keunggulan – keunggulanya. Sudah barang tentu keputusan
kelompok juga mengandung kelemahan. Beberapa kekurangan keputusan
kelompok antara lain :
1. Memakan waktu.Untuk membentuk suatu kelompok sudah
jelas membutuhkan waktu tersendiri. Proses interaksi yang terjadi begitu
kelompok terbentuk juga sering sekali tidak efisien. Akhirnya kelompok
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencapai kesepakatan terhadap
sebuah solusi dari pada yang dapat dilakukan seorang individu. Hal ini
tentu saja membatasi kemampuan manajemen untuk bertindak cepat pada saat
diperlukan.
2. Tekanan untuk sependapat. Keinginan anggota
kelompok untuk diterima dan dipertimbangkan sebagai aset bagi kelompok
akan mengakibatkan adanya penekanan pada pihak yang berbeda pendapat,
dan mendorong persesuaian diantara sejumlah pandangan. Keadaan seperti
ini juga mmendorong terjadinya pemikiran kelompok ( groupthink ) akan
dimana tekanan kelompok mengarah pada menurunya efisiensi mental,
minimnya uji realitas, dan kurangnya pertimbangan moral.
3. Dominasi oleh minoritas. Boleh jadi didominasi oleh
satu atau beberapa anggota Jika koalisi dominasi ini juga terdiri
anggota yang berkemampuan rendah dan menengah, maka efektifitas kelompok
secara keseluruhan akan mengalami gangguan.
4. Tanggung jawab yang kabur. Anggota kelompok sama
berbagi ( share ) tanggung jawab, tetapi tak jelas siapa yang
bertanggung jawab, sedangkan pada keputusan kelompok tanggung jawab dari
setiap anggota diabaikan.
TEKNIK – TEKNIK KEPUTUSAN DALAM KELOMPOK
Bentuk yang paling lazim ( tradisional ) dalam proses pengambilan
keputusan kelompok terjadi dalam interaksi tatap muka. Dalam hal ini,
teknik – teknik brainstorming ( sumbang saran ), nominal group (
kelompok nominal ), dan delphi telah dianggap sebagai cara yang baik
untuk meminimalkan berbagai masalah yang timbul didalam interaksi
kelompok tradisional itu.
1. Brainstorming
Teknik brainstorming adalah salah satu bentuk teknik kelompok. Pada
pokoknya teknik ini untuk menggali dan mendapatkan gagasan – gagasan
dari anggota kelompok. Karena, teknik brainstorming lebih berfokus pada
penggalian gagasan daripada evaluasi gagasan. Semakin banyak gagasan
yang digali, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan solusi kreatif
atas sesuatu masalah yang dihadapi. Namun demikian teknik ini
mengandung beberapa kelemahan , Yaitu : a..Hanya dapat diterapkan pada
masalah – masalah yang sederhana b. Sangat memakan waktu dan biaya, c.
Hanya menghasilkan ide – ide yang dangkal.
2. Nominal group technique
Berbeda dengan brainstorming, nominal group technique (NGT) berkenaan
dengan penggalian dan evaluasi gagasan sekaligus. Pada mulanya gagasan –
gagasan digali secara nominal ( tanpa interaksi ) guna menghindari
hambatan dan permufakatan. Selanjutnya, pada waktu evaluasi atas
gagasan, interaksi dan diskusi dimungkinkan, namun dalam situasi yang
terstruktur agar setiap gagasan mendapatkan perhatian yang proporsional.
3. Delphi Technique
Teknik dekphi sedikit berbeda dengan NGT, dalam mana prosesnya semata
mata tergantung pada kelompok nominal( para pakar ) sebagai partisipan
yang kesemuanya tidak melakukan interaksi tatap muka. Jadi, dengan
teknik ini sangat mungkin kita dapatkan sejumlah pakar tanpa harus
mengumpulkan mereka pada disatu tempat pada waktu yang sama. Perlu
ditekankan disini bahwa para pakar tersebut tidaklah membuat keputusan
akhir, tetapi lebih sebagai penyaji informasi bagi pengambil keputusan
dalam organisasi. Inti dari teknik ini pada penggunaan serangkaian
kuisioner yang dikirimkan kepada responden untuk mendapatkan masukan.
Selanjutnya dari jawaban yang mereka masukan diolah lagi oleh pihak
pengambil keputusan untuk merumuskan rangkuman – rangkuman yang kemudian
akan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Sesungguhnya teknik
ini kelihatanya ilmiah dan secara teoritis dapat memanfaatkan pikiran
para ahli yang bermutu tinggi, akan tetapi teknik delphi juga mengandung
kelemahan, seperti : a. memakan waktu lama, dan b. Perlu ketrampilan
bahasa yang tinggi untuk menyusun kuisioner yang baik dan sesuai dengan
masalah yang diangkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar